PERKEMBANGAN PENGARUH BARAT PADA MASA KOLONIAL
Nama : M. Shaid
Ramadhinata
Muhammad AL Fajaruddin
Nilam Septi Sari
Ramdayani
Rina Haria
Kelas : XI IPA 1
Guru
pembimbing :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan dan kesehatan, sehingga kami telah menyelesaikan tugas Makalah system
peredaran darah pada manusia
Hasil yang telah kami laksanakan, kami sampaikan dalam bentuk laporan
tertulis, dengan mengharap agar mendapatkan nilai yang semaksimal mungkin dan agar lebih dapat meningkatkan pengetahuan
kami.
Dalam menyusun tugas ini kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
perbaikan yang bersifat membangun, serta kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
jika sekiranya terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam tugas ini.
Pada kesempatan ini, kami ucapkan terima kasih kepada guru pemimbing
biologi, yang telah memberikan tugas ini kepada kami semoga kami dapat
mengingat kembali pelajaran biologi ini dan semoga kami dapat meningkatkan pengetahuan kami
Demikianlah tugas ini yang telah kami susun untuk menjadi masukan dalam
pembelajaran dimasa yang akan datang.
A.PENJELAJAHAN SAMUDRA OLEH BANGSA
EROPA
Sejak abat ke-5,bansa eropa sudah
mengenal rempah-rempah yang berasal dari Indonesia. Pada awalnya hasil bumi
dari Indonesia dan wilayah lainnya di asia sampaike eropa melalui system
perdagangan berantai.oleh para pedagang india,Persia,dan arab, rempah-rempah
Indonesia di bawa menuju teluk Persia dan laut merah. Selanjutnya,
rempah-rempah tersebut diangkut melalui darai oleh para pedagang Persia dan
arab ke pelabuhan-pelabuhan di pantai laut tengah bagian timur, seperti
iskandariah, tirus, sudan, dan konstantinopel. Hubungan perdagangan antara
eropa dan asia barat melalui laut tengah tersebut mengalami kemunduran setelah
terjadinya perang salib (1096-1291). Sesudah perang salib selesai muncullah
kekuasaan baru di asia barat, yaitu kekuasaan kerajaan turki usmani.
Kemunduran
perdagangan di laut tengah dan terputusnya hubungan dagang antara asia dan
eropa menimbulkan kesulitan bagi bangsa eropa untuk mendapatkan rempah-rempah
sehingga rempah-rempah dari Indonesia menjadi barang langka dan harganya sangat
mahal. Selanjutnya, kelangkaan rempah-rempah tersebut medorong bansa eropa yang
berusaha menemukan jalur pelayaran langsung ke asia untuk mencari rempah-rempah
melalui penjelajahan samudra. Factor lain yang mendorong penjelajahan
samudra,antara lain sebagai berikut.
1.
Bansa eropa berkeinginan untuk mendapatkan
rempah-rempah dengan harga lebih murah
2.
Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti penemuan kompas yang dapat mempelancar kegiatan penjelajahan
samudra.
3.
Adanya keinginan untuk menyebarkan agama Kristen
keluar benua eropa
4.
Adanya keinginan untuk membuktikan pendapat
bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti yang dikemukakan oleh conpernicus
(1473-1543).
5.
Semangat mencari daerah baru juga didorong oleh
semangat 3G. yang dimaksudkan dengan 3G adalah, gold (ekonomi), gospel (agama),
dan glory (kemuliaan).
B.Munculnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di
Indonesia
1.Kedatangan
Bangsa Portugis ke Indonesia
Bangsa Portugis
berhasil mencapai India pada tahun 1498 dan pada tahun 1511 Portugis berhasil
menguasai malaka.Pada tahun 1512 Alfonso de Albuquerque mengirimkan beberapa
buah kapal ke Maluku.Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik kedatangan
Portugis dengan tujuan agar Portugis dapat membeli rempah-rempah dan membantu
masyarakat Maluku menghadapi musuh-musuhnya.Saat kedatangan bangsa
Portugis,Kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus.Pada tahun
1522,Portugis mengabulkan permintaan Sultan Ternate dengan mendirikan Benteng
Saint John di Ternate.Pendirian Benteng tersebut harus dibayar mahal oleh
Ternate karena Portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan.Kebijakan
tersebut merugikan rakyat Ternate
sehingga memicu terjadinya permusuhan antara rakyat Ternate dan
Portugis.Selain mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku,bangsa
Portugis juga aktif menyebarkan agama Katolik yang dilakukan oleh Fransiscus
Xaverius.
2.Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia
Bangsa Spanyol yang
tergabung dalam kapal Ekspedisi Magelhaens-Del Cano tiba pertama kali di Tidore
pada tahun 1521 untuk menyelesaikan sengketa di Maluku tersebut Portugis dan
Spanyol menempuh jalur perundingan yang dilaksanakan di Saragosa(Spanyol) pada
tahun 1529.Perundingan dua bangsa tersebut menghasilkan kesepakatan yang
disebut Perjanjian Saragosa.Isi Perjanjian Saragosa,antara lain :
a. Spanyol harus meninggalkan
Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.
b. Portugis tetap melakukan
kegiatan perdagangan di Kepulauan Maluku.
3.Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia
Pada bulan April 1595
Belanda memulai pelayarannya menuju Nusantara dengan memakai empat buah kapal
di bawah pimpinan Cornelis de Hautman dan De Keyzer dengan menempuh rute
Belanda-Pantai Barat Afrika-Tanjung Harapan-Samudra Hindia-Selat
Sunda-Banten.Pada bulan Juni 1596 Belanda berhasil mendarat di Banten.Selanjutnya,armada Belanda yang
belum mendapat barang dagangan harus mundur dari Banten menuju ke Kepulauan
Maluku.Padat tanggal 2 Oktober 1596 Belanda kembali lagi ke Banten untuk
mengadakan Perjanjian persahabatan.Sejak tanggal 28 Oktober 1596 terjadi
ketegangan antara Belanda dan Portugis yang saling berebut pengaruh terhadap
Sultan Banten.Pada tanggal konflik tersebut,Portugis berhasil mengusir Belanda
dari Banten.Pada tanggal 28 November 1598,rombongan kapal dari Negeri Belanda
di bawah pimpinan van Neck dan van Waerwyck dengan delapan buah kapal tiba di
Banten.Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis memburuk sehingga
kedatangan Belanda diterima dengan baik oleh Sultan Banten.
C.
Perluasan kolonialisme dan imperialisme barat di indonesia
1. Sejarah kelahiran VOC di
Indonesia
VOC
(Vereenigde Oostindische Compagnie)
Vereenigde Oostindische Compagnie (Perserikatan Perusahaan Hindia
Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda ) atau VOC yang didirikan pada
tanggal 20Maret 1602 adalah perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitasperdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur karena
ada pula VWC yang merupakanperserikatan dagang Hindia Barat. Perusahaan ini
dianggap sebagai perusahaan pertamayang mengeluarkan pembagian saham.Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan
dagang saja, tetapi badan dagang iniistimewa karena didukung oleh negara dan
diberi fasilitas -fasilitas sendiri yang istimewa.Misalkan VOC boleh memiliki
tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara -negara lain.Bisa dikatakan VOC
adalah negara dalam negara.Di masa itu, terjadi persaingan sengit di antara
negara -negara Eropa, yaitu Portugis,Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis
dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoniperdagangan di Asia Timur. Untuk
menghadapai masalah ini, oleh
Staaten Generaal
diBelanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang
harus mereka biayai sendiri. Selainitu, VOC juga mempunyai hak, atas
nama Pemerintah Belanda -yang waktu itu masihberbentuk
Republik- untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perangterhadap
suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulandagang
seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara.Perusahaan ini
mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Poskolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya
di Hindia Timur yang kemudianmenjadi Indonesia, seperti di kepulauan
rempah-rempah (Maluku), yangtermasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan
monopoli atas pala dan fuli. Metodeyang
digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasilokal,
dan juga pemerasan danpembunuhan massal
Kebijakan-kebijakan
VOC
Salah satu kebijakan VOC adalah sifatnya yang mudah beradaptasi dengan
kondisi yangada di sekitarnya.pada tahun 1700 -an, VOC berusaha mnguasai daerah
pedalaman yangbanyak mengahasilkan barang dagangang. Imperialisme pedalaman ini
sasarannyakerajaan Banten Dan kerajaan Mataram. Alasannya daerah ini banyak
menghasilkanbarang-barang komoditas seperti beras, gula merah, kacang -kacangan
dan lada. Oleh ituVOC menerapkan system-sistem kebijaksanaan.
Kebijakan- kebijakan
VOC yang diterapkan di Indonesia.
1. Menguasai
pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untukmelaksanakan monopoli perdangan
VOC memiliki pos perdagangan dari pantai barat Afrika
di sekitar Ghana, TanjungHarapan (Kapstad), Galle di Sri Lanka, Surat dan
Nagapatnam di India, Ayuthaya diThailand, Kepulauan Nusantara hingga Pulau
Formosa (Taiwan), dan PulauDeshima di dekat Nagasaki, Jepang.Setelah Batavia
didirikan, VOC mengatur perdagangan antara Pulau Jawa,Nusantara, dan Tiongkok.
Kepala Penerangan Kantor Dagang Taiwan di JakartaTommy Lee menjelaskan,
Pemerintah VOC menjadikan Kota Pelabuhan Tainan diTaiwan sebagai gerbang
ekspor-impor dari Tiongkok menuju Kepulauan NusantaraSejarawan dari Arsip
Nasional Republik Indonesia, Mona Lohanda, dalam bukuSejarah Para Pembesar
Mengatur Batavia menulis, pelayaran terbentang dari Amoydi Provinsi Fujian
dengan Batavia sejak 1620 hingga awal abad ke -19. ProvinsiFujian atau Hokkian
adalah kampung halaman Souw Beng Kong. Ketika itudibutuhkan waktu berlayar 28
hingga 30 hari untuk menempuh pelayaran Jawa -Tiongkok. Pelabuhan transit yang
ditetapkan VOC mulai mengukuhkan monopoliperdagangan.Semula VOC membangun pusat
kekuatan di Taoyuan (Anping) lalu pindah keTainan di sebelah selatan Formosa di
utara Kota Kaohsiung. Berulang kali terjadibentrokan antara VOC dan para
panglima Dinasti Ming yang menentang monopolidagang. Monopoli dagang di bawah
dukungan senjata dan tekanan politik itumengingatkan kita akan globalisasi dan
perdagangan bebas ala World TradeOrganization yang sangat merugikan negara
berkembang seperti dialami Indonesiasaat ini.
2. Melaksakan
politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalamrangka untuk menguasai
kerajaan-kerajaan di Indonesia
Yang benar-benar dikuasai Belanda sejak jaman
VOC 350 tahun lalu itu adalahJakarta atau Batavia sebutannya waktu itu. Selain
itu beberapa daerah di Ambon. Ditempat lain yaitu kerajaan kecil itu adalah
negara merdeka. Secara wilayah, negeriBatavia itu tentu saja kecil sekali,
bahkan lebih kecil lagi dari DKI Jakarta, tapipengaruhnya kuat sekali.
Kerajaan2 besar di Nusan tara waktu itu misalnya Mataramyang meliputi Jawa
Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat seperti Cirebon
dan Banten. VOC di Batavia itu sebenarnya cuma kongsi dagang, tapi punya
tentaradan pemerintahan sendiri. Tujuannya tentu saja mencari
keuntungansebesarbesarnya, jadi bisa dibayangkan kongsi dagang yang bermotif
ekonomi danpunya tentara sendiri. Tentara ini walaupun anggotanya kebanyakan
pribumi tapipimpinan, organisasi dan senjatanya standar eropa, tentu saja
relatif kuat dibandingpasukan2 kerajaan tradisional Indonesia.Tapi sekuat2nya
VOC tentu ga akan mampu melawan kekuatan yang misalnya 10xlebih besar. Tidak
semua kerajaan2 itu menganggap VOC sebagai ancaman, malahada yang menganggap mereka
sebagai dewa penolong. Ini fakta lho. Miriplah s epertisaat ini, ga semua orang
atau pemimpin Indonesia menganggap Amerika itu sebagaiimperialis, malah ada
yang menganggap Amerika itu sebagai pelindungnya.Nah situasi pada abad 16-17
itu adalah Nusantara dalam keadaan terpecah2 dansaling bermusuhan. Misalnya di
Sulsel, kerajaan Makasar bermusuhan denganBone. Mereka berperang, Bone kalah.
Rakyatnya terancam jadi budak kerajaanMakasar. Nah menurut situasi jaman itu,
Raja Bone mengambil keputusan yangsangat benar dilihat dari sisi kepentingan
rakyat Bo ne, yaitu minta bantuan VOC dariBatavia. Bantuan datang dan Makasar
dikalahkan.alam sejarah kita, selalu disebut Sultan Makasar sebagai pahlawan
Nasional danRaja Bone sebagai pengkhianat. Kalau kita melihat secara lebih
menyeluruh, hal itutidak benar sepenuhnya. Situasinya tidak hitam putih. Sultan
Makasar duluberperang bukan untuk Indonesia yang belum ada, tapi untuk
kepentingan kerajaandan rakyatnya sendiri. Begitu juga kerajaan Bone. Jadi
tidak ada pahlawan dan tidakada pengkhianat dalam hal ini. Perang2 lain
situasinya mirip2 seperti kasus diatas.
3. Untuk
mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal4.
Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda. Hak otorori
(hak-hak istemewa) sebagai berikut :
a. Dianggap
sebagai wakil Pemerintah Belanda di Asia
b. Berhak
melakukan monopoli perdagangan
c. Berhak
mencetak dan mengedarkan uang sendiri
d. berhak
mengadakan perjanjian
e. Berhak
memaklumkan perang dengan negara lain
f. Berhak
menjalankan kekuasaan kehakiman
g. Berhak
melakukan pemungutan pajak
h. Berhak
memiliki angkatan perang sendiri
i. Berhak
mengadakan Pemerintahan sendiri
2. Kebijakan Perdagangan VOC
Dalam
berbagai kebijakannya , VOC selalu berusaha untuk mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya. Kebijakan kongsi dagang Belanda di Hindia Timur dilakukan
dengan mengadakan eksploitasi agrarisdi seluruh Indonesia , antara lain :
a.
VOC menentukan luas areal penanaman
rempah-rempah
b.
VOC menentukan jumlah tanaman rempah-rempah
c.
VOC melarang rakyat Maluku menjual
rempah-rempahnya kepada bangsa Eropa lainnya
d.
VOC mengadakan ekstirpasi, yaitu
penebangan tanaman yang melebihi produksi
e.
Penyerahan upeti wajib setiap
tahunnya
f.
Rakyat diwajibkan menanam tanaman
tertentu dan menjualnya kembali dengan harga tertentu terhadap VOCsaat panen.
Untuk
meningkatkan kekuasaanya di Indonesia , diangkatlah jabatan Gubernur jendral
VOC Pieter Both ,gubernur jendral VOCpertama yang memerintah tahun 1610-1619 di
Ambon.
3. Kebijakan Politik
Untuk semakin memperbesar
kekuasaannya di Indonesia , VOC melakukan cara-cara Politik devide at impera
atau politik adu domba dan tipu muslihat. Sebagai contoh , kerajaan Mataram di
Jaw yang dikenal sebagai kerajaan yang besar dan kuat pun akhirnya berhasil dikendalikan
VOC.
4. Runtuhnya VOC dan terbentuknya
pemerintah Hindia Belanda
Pada pertengahan abad ke-18 VOC
mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Penyebab
kemunduran VOC antara lain ,sebagai berikut :
a.
Banyak
pegawai VOC yang curang dan korupsi
b.
Banyak
pengeluaran VOC untuk biaya perperangan , seperti perang dengan Hasanuddin dari
Gowa
c.
Banyaknya
gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang
banyak
d.
Pembayaran
deviden (keuntungan) bagi pemegang saham
turut memberatkan setelah pemasukan VOC mengalami penurunan
e.
Bertambahnya
saingan dagang Asia
f.
Perubahan
politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan
liberal yang menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan
alasan diatas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7
juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang , gudang,
benteng, kapal , serta daerah kekuasaan daera di Indonesia . setelah VOC
dibubarkan , Indonesia langsung dikendalikan oleh pemerintah Belanda . sejak
saat itu, secara politis wilayah Indonesia dikuasai oleh Pemerintah Belanda.
D. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOLONIAL DI
INDONESIA PADA ABAD KE – 19
1. Sistem Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda dibawah
Gubernur Jenderal Daendels
Sejak belanda dikuasai prancis,
kaisar napoleon bonaparte mengangkat adiknya yang bernama louis napoleon
menjadi penguasa dibelanda. Louis napoleon merasa khawatir pulau jawa sebagai
jajahan belanda direbut oleh inggris.Louis napoleon segera mengirimkan seorang
ahli militer yang bernama herman williem daendels kepulau jawa sebagai gubernur
jendral. Kedatanganya ke indonesia sebagia gubernur jendral untuk
mempertahankan pulau jawa agar tidak jatuh ketangan inggris.
Kebijakan daendels dalam usaha mempertahankan pulau jawa
dari serangan inggris antara lain :
- membuat jalan raya
dari anyer sampai panarukan
- mendirikan benteng
benteng pertahanan
- membangun pangkalan
angkatan laut di merak dan ujung kulon
- mendirikan pabrik
senjata di semarang dan surabaya
selain dalam bidang pertahanan dan kemiliteran. Daendels
juga berusaha memperbaiki keadaan pulau jawa dengan cara antara lain :
- membagi pulau jawa
menjadi 9 prefektur (daerah)
- mengangkat para bupati
diseluruh pulau jawa sebagai pemerintahan belanda
- mendirikan badan badan
pengadilan yang sesuai dengan adat istiadat indonesia
Usaha untuk memajukan dan mempertahankan pulau jawa dari
serangan inggris membutuhkan dana yang cukup besar. Daendels kemudian berusaha
memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara :
- menerapkan aturan
menyerahkan sebagian hasil bumi sebagai pajak
- mengadakan kerja paksa
(rodi) bagi penduduk indoneisa
- menjual tanah kepada
pengusaha belanda dan tionghoa
- memperluas areal
tanaman kopi
Pada tahun 1811 daendels ditarik kembali ke negri belanda
dan digantikan gubernur jenderal yanses. Ternyata yanses tidak mampu menghadapi
serangan dari inggris dan akhirnya menyerah kepada inggris di tuntang
(salatiga). Penyerahan kekuasaan dari belanda ke inggris di tanda tangani
dengan perjanjian tuntang (1811)
Kebijakan
Pemerintahan Kolonial Inggris
Pemerintahan inggris dipimpin oleh gubernur jenderal thomas
stamford raffles (1811-1816). Prinsip kebijaksanaan kolonial raffles di hindia
belanda berpatokan pada 3 asas antara lain :
- segala bentuk
penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan sehingga rakyat diberi
kebebasan
- peranan bupati sebagai
pemungut pajak dihapuskan dan mereka dijadikan bagian integral dari
pemerintahan kolonial
- para petani yang
menggarap tanah dianggap sebagai penyewa yang memiliki kewajiban untuk membayar
sewa tanah.
Kebijakan ekonomi pemerintahan raffles bertujuan untuk
antara lain :
1.mengurangi beban kehidupan rakyat
2.memberikan kebebasan dan
kepastian hukum kepada para petani atas tnah yang dimiliki
3.pemerintah memiliki pemasukan
yang tetap dari sewa tanah.
Ternyata sistem sewa tanah yang dicetuskan oleh raffles
mengalami kegagalan antara lain :
1.pemerintahan kolonial yang mengalami kesulitan menentukan
jumlah pajak bagi setiap pemilik tanah
2.pajak tanah harus dibayar dengan uang, sedangkan
masyarakat pedesaan di indonesia
merupakan masyarakat tertutup yang belum mengenal peredaran uang.
3. kepemilikan tanah masih bersifat tradisional
Pelaksanaan sistem
tanam paksa di indonesia (1830-1870)
Penjajahan inggris di indonesia berakhir saat kekuasaan
kaisar napoleon bonaparte di prancis jatuh pada tahun 1814.
Tahun 1830 pemerintahan hindia belanda mengalami kesulitan
keuangan dan pemerintahan negri belanda sendiri tidak dapat membantu karena
sedang mengalami kesulitan keuangan. Sebab kesulitan keuangan hindia belanda
antara lain karena :
- pemerintah hindia
belanda banyak mengeluarkan biaya untuk perang di ponegoro (1825-1830)
- pemerintah di negri
belanda banyak mengeluarkan biaya perang menghadapi pemberontakan rakyat
belgia.
Lalu, setibanya di indonesia pada tahu 1830 van den
bosch menyusun program kerja ditanah jajahan antara lain sebagai berikut :
- sistem sewa tanah
harus dihapuskan kareana pelaksanaannya sangat sulit sehingga tidak
memberikan keuntungan
- sistem tanaman bebas
diganti dengan tanaman wajib yang sudah ditentukan oleh pemerintahan
hindia belanda
- pajak tanah harus
dibayar rakyat dengan menyerahkan sebagian hasil tanaman kepada
pemerintahan hindia belanda
- kerja wajib dihidupkan
kembali untuk menunjang kelancaran sistem penanaman wajib dan kepentingan
belanda lainya.
Tujuan diberlakukanya sistem tanam
paksa untuk memperoleh pendapatan sebanyak banyaknya dari indonesia dalam
relatif waktu yang singkat guna menutup kekosongan kas negara dan membayar
utang negara.
Ketentuan ketentuan pokok sistem tanam paksa
Diatur dakam staatblad (lembaran negara) tahun 1834 no 22.
yang berisi antara lain :
- Sesuai persetujuan
bersama, petani akan menyediakan sebagian dari tanahnya untuk ditanami
tanaman tanaman dagang yang bisa diekspor pada pemerintah hindia belanda.
- Bagian dari tanah
pertanian yang disediakan oleh penduduk tidak boleh lebih dari 1/5 bagian
dari tanah yang dikelola oleh penduduk desa.
- Pekerjaan yang
diperlukan untuk menanam tanaman dagang, tidak boleh melebihi pekerjaan
yang diperlukan untuk menanam padi.
- Bagian tanah yang diserahkan untuk
tanaman dagang tidak dikenai pajak tanah.
- Tanaman dagang yang
dihasilkan wajib diserahkan pada pemerintah Hindia Belanda sebagai pajak
yang telah ditentukan sesuai perjanjian sebelumnya. Bila hasil penjualan
tanaman itu melebihi nilai pajak yang ditentukan, maka pemerintah Hindia
Belanda berkewajiban untuk mengembalikan selisih positifnya pada petani.
- . Kegagalan panen
tanaman dagang, kerugiaanya ditanggung oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kecuali kegagalan itu karena keteledoran atau kemalasan petani.
- Penduduk desa akan
mengerjakan tanah tanahnya dibawah pengawasan kepala kepala mereka.
Pegawai Belanda hanya mengawasi penyerahan hasil bumi pada pemerintah.
Pelaksanaan sistem tanam
paksa
akibatnya timbulah penyelewengan-penyelewengan, antara lain
sebagai berikut.
1) Tanah yang disediakan melebihi 1/5, yakni 1/3 bahkan 1/2, malah ada
seluruhnya, karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib.
2) Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
3) Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerinah tidak dibayar.
4) Waktu yang dibutuhkan tenyata melebihi waktu penanaman padi.
5) Perkerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih berat daripada di
sawah
6) Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada petani, ternyata
tidak dikembalikan.
Dampak tanam paksa
1) Bagi Indonesia (Khususnya Jawa)
a) Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang
berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.
b) Beban rakyat semakin berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil
panennya, membayar pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila
gagal panen.
c) Akibat bermacam-macam beban menimbulkan tekanan fisik dan mental yang
berkepanjangan.
d) Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.
e) Timbulnya bahaya kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana sehingga angka
kematian meningkat drastis. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang
sangat mengerikan di daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850).
Kejadian ini mengakibatkan jumlah penduduk menurun drastis. Di samping itu,
juga terjadi penyakit busung lapar (hongorudim) di mana-mana.
2) Bagi Belanda.
Apabila sistem tanam paksa telah menimbulkan malapetaka bagi bangsa Indonesia,
sebaliknya bagi bangsa Belanda ialah sebagai berikut:
a) Keuntungan dan kemakmuran rakyat Belanda.
b) Hutang-hutang Belanda terlunasi.
c) Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja.
d) Kas Negeri Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi.
e) Amsterdam berhasil dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
f) Perdagangan berkembang pesat.
Sistem usaha swata (1870-1900)
Sejak
dihapuskannya Sistem Tanam Paksa secara resmi mulai tahun 1870, perekonomian
Hindia Belanda memasuki zaman Liberal. Paham liberal, khususnya di bidang
ekonomi, mempunyai asas pokok, antara lain sebagai berikut.......
a. Pemerintah tidak boleh ikut campur dalam
kegiatan ekonomi rakyat.
b. Kegiatan ekonomi sehari-hari harus
ditangani oleh pihak swasta dengan corak dan gayanya sendiri-sendiri.
c. Paham liberal menuntut agar beberapa faktor
yang dapat menghambat kehidupan ekonomi masyarakat harus dihapuskan, misalnya
Sistem Tanam Paksa, kerja rodi, dan pajak yang berlebihan.
d. Tugas negara (pemerintah) adalah memelihara
ketertiban umum dan menegakkan hukum agar kehidupan ekonomi berjalan lancar.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian
rakyat yang terus-menerus akan memiliki efek buruk bagi perekonomian dan
kemakmuran rakyat. Sejalan dengan perkembangan paham liberal dikeluarkan
Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) pada tahun 1870 dengan tujuan sebagai
berikut.
a. Perlindungan terhadap hak milik petani
pribumi atas tanahnya dari penguasaan orang-orang asing.
b. Pemberian peluang kepada para pengusaha
asing untuk menyewa tanah dari rakyat Indonesia.
Dalam Undang-Undang Agraria disebutkan bahwa
tanah yang boleh disewa digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Tanah Milik Negara
Tanah milik negara adalah tanah-tanah yang
dikuasai oleh negara atau tanah-tanah yang secara tidak langsung tidak menjadi
milik penduduk pribumi karena berada di luar wilayah desa. Tanah milik negara
ini dapat disewa oleh para pengusaha asing paling lama dalam jangka waktu 75
tahun.
b. Tanah Milik Penduduk
Tanah milik penduduk adalah tanah-tanah yang
dimiliki oleh perseorangan yang diperoleh secara turun-temurun serta memiliki
kepastian hukum T meliputi tanah ladang, sawah dan yang sejenis yang dimiliki
langsung oleh penduduk desa. Tanah ini dapat disewa 5-30 tahun lamanya. Hak
milik atas tanah bagi penduduk sudah diukur dengan pasti sehingga pemerintah
dapat menetapkan pajak tanah secara adil
Politik etis
Politik Etis atau Politik
Balas Budi adalah suatu
pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab
moral bagi kesejahteraan pribumi.
Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam
paksa..
Ratu Wilhelmina menuangkan
panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam
program Trias Van deventer yang meliputi:
1.
Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan
dan bendungan untuk keperluan pertanian
2.
Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasi
3.
Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan
Banyak pihak menghubungkan
kebijakan baru politik Belanda ini dengan pemikiran dan tulisan-tulsian Van
Deventer yang diterbitkan beberapa waktu sebelumnya, sehingga Van Deventer
kemudian dikenal sebagai pencetus politik etis ini.
Kebijakan pertama dan kedua
disalahgunakan oleh Pemerintah Belanda dengan membangun irigasi untuk
perkebunan-perkebunan Belanda dan emigrasi dilakukan dengan memindahkan
penduduk ke daerah perkebunan Belanda untuk dijadikan pekerja rodi. Hanya pendidikan yang berarti
bagi bangsa Indonesia.
Pengaruh politik etis dalam
bidang pengajaran dan pendidikan sangat berperan sekali dalam pengembangan dan
perluasan dunia pendidikan dan pengajaran di Hindia
Belanda. Salah seorang dari kelompok etis yang sangat berjasa dalam
bidang ini adalah Mr. J.H.
Abendanon (1852-1925) yang
Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan selama lima tahun (1900-1905). Sejak
tahun 1900 inilah berdiri sekolah-sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa yang hampir merata di
daerah-daerah
E.
Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Kolonialisme dan Imperialisme
1. perlawanan terhadap kekuasaan Portugis
A. Perlawanan Kesultanan Ternate
Perlawanan ternate dipimpin oleh
Sultan Hairun dari ternate. Sultan hairun ditipu oleh portugis dan dihukum mati
pada tahun 1570.
B. Perlawanan kesultanan demak
Dominasi
portugis di malaka telah mendesak dan merugikan kegiatan perdagangan
orang-orang islam. Oleh karena itu, sultan demak R. patah mengirim pasukannya
di bawah pari unus untuk menyerang portugis di malaka. Pati unus melancarkan
serangannya pada tahun 1512 dan 1513. Serangan ini belum berhasil. Kemudian
pada tahun 1527, tentara demak kembali melancarkan serangan terhadap portugis
yang mulai menananmkan pengaruhnya di sunda kelapa. Di bawah kepemimpinan
fatahillah, tentara demak berhasil mengusir portugis dari sunda kelapa. Nama
sunda kelapa kemudian di ubah menjadi jayakarta.
C. Perlawanan kesultanan
aceh
Untuk
mengusir portugis dari malaka, aceh menyerang kedudukan portugis di malaka.
Pada masa pemerintahan sultan iskandar muda 1607-1639, armada kekuatan aceh
telah disiapkan untuk menyerang kedudukan portugis di malaka. Saat itu aceh
telah memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada tahun 1629,
aceh mencoba menaklukkan portugis. Penyerangan yang dilakukan aceh ini belum
berhasil mendapat kemenangan. Namun aceh masih tetap meneruskan perjuangan
melawan portugis.
2. Perlawanan terhadap VOC
A. Perlawanan kesultanan mataram
Pada
tanggal 8 november 1618, gubernur jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen
memerintahkan van der marct menyerang jepara. Peristiwa tsb memperuncing
perselisihan antara mataram dengan belanda. Serangan pertama dilakukan pada
tahun 1628. Pasukan mataram yang dipimpin tumenggung baurekso tiba di Batavia
tanggal 22 agustus 1628. Pasukan ini kemudian disusul pasukan tumenggung sura
agul agul, yang dibantu dua bersaudara yakni kiai dipati mandurojo dan kiai upa
santa. Upaya serangan tahap pertama gagal. Mataram segera mempersiapkan
serangan kedua dipimpin kyai adipati juminah, kiai a. puger dan k.a purbaya.
Serangan dimulai tanggal 1 agustus 1629 dan berakhir 1 oktober 1629. Serangan
kedua inipun gagal.
B. Perlawanan kesultanan
gowa
Perjanjian Bongaya yang
isinya sebagai berikut.
1.
Gowa harus mengakui hak monopoli
2.
Semua orang barat kecuali belanda harus
menginggalkan wilayah kekuasaan gowa
3.
Gowa harus membayar biaya perang
4. Di
makasar dibangun benteng benteng VOC
3.Perlawanan
rakyat Indonesia terhadap kekuasaan belanda
A.
Perlawanan di Maluku
1. Perlawanan
Rakyat Maluku tahun 1817
Tidakan
sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh
pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah berkuasa kembali pada tahun 1816
dengan berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun 1811-1816.
Berbagai
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda di bawah ini
menyebabkan timbulnya perlawanan rakyat Maluku.
|
a.
|
Penduduk
wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan
dan membuat garam.
|
b.
|
Penyerahan
wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.
|
e.
|
Banyak
guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di
kota-kota besar saja.
|
d.
|
Jumlah
pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.
|
e.
|
Secara
khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den
Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai
dengan harga sebenarnya.
|
Tahun 1817
rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas
Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya
mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den
Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya
Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said Perintah dan
lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut
dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland.
Untuk
merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon
dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan
mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara
besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan
kawan-kawannya tertangkap.Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan Desember
1817 di Ambon.Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung di
Nusalaut.Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia
tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam
pelayaran pada awal Januari tahun 1818.
2. Perang Padri tahun 1821-1837
Istilah
Padri berasal dari kata Padre yang berarti Ulama. Pada mulanya perang Padri
merupakan Perang Saudara antara para Ulama berhadapan denegan Kaum Adat.
Setelah Belanda ikut campur yang semula membantu kaum adat berubahlah perang
itu menjadi perang Kolonial.
|
a.
|
Pertentangan antara Kaum Padri dan Kaum Adat itu dapat dikemukankan
sebab-sebabnya sebagai berikut :
|
|
|
|
|
|
b.
|
Jalannya
Perang Padri
|
|
I.
|
Tahun
1821-1825
Pada bulan April tahun 1821 terjadi pertempuran antara kaum Padri melawan
Belanda dan kaum Adat di Sulit Air dekat danau Singkarak.
Belanda mengirimkan tertaranya dari Batavia di bawah pimpinan Letkol Raaf dan
berhasil menduduki Batusangkar dekat Pagaruyung lalu mendirikan benteng yang
bernama Fort Van der Capellen.
Pada tahun 1824 dan 1825 terjadi perjanjian perdamaian antara Belanda dengan
kaum Padri di Padang yang pada pokoknya tidak akan saling menyerang.
|
|
|
|
|
II.
|
Tahun
1825-1830
Pada periode ini Belanda juga sedang menghadapi perang Diponegoro sehingga
perjanjian perdamaian di atas sangat menguntungkan Belanda. Untuk menghadapi
Kaum Padri, Belanda membangun benteng disebut Fort de Kock ( nama panglima
Belanda) di Bukittinggi.
|
|
|
|
|
III.
|
Tahun
1831-1837
Belanda bertekad mengakhiri perang Padri setelah dapat memadamkan Perang
Diponegoro. Tindakan yang dilakukan Belanda adalah mendatangkan pasukan
dipimpin oleh Letnan Kolonel Elout kemudian Mayor Michaels dengan tugas pokok
menundukkan Kaum Padri yang berpusat di Ketiangan dekat Tiku. Selain itu
Belanda juga mengirim Sentot Ali Basa Prawirodirdjo (bekas panglima
Diponegoro) serta sejumlah pasukan dari pulau Jawa walaupun kemudian berpihak
kepada kaum Padri.
Sejak tahun 1831 kaum Adat bersatu dengan kaum Padri untuk menghadapi
Belanda.
|
|
|
|
|
|
Pada tanggal 25 Oktober 1833 Belanda menawarkan siasat perdamaian
dengan mengeluarkan Plakat Panjang yang isinya sebagai berikut:
|
1.
|
Belanda
ingin menghentikan perang
|
2.
|
Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau
|
3.
|
Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran.
|
4.
|
Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan.
|
|
|
|
|
|
|
Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat Belanda itu. Setelah tahun 1834
terjadi lagi serangan sasaran utama serangan Belanda adalah benteng Bonjol
yang dapat direbutnya pada tanggal 16 Agustus 1837. Belanda mengajak Imam
Bonjol berunding namun kemudian ditangkap. Ia dibawa ke Batavia lalu dipindahkan
ke Miinahasa sampai wafatnya tahun 1864 dalam usia 92 tahun. Perlawanan
dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai yang dapat dikalahkan Belanda tahun 1838.
|
3. Perang Diponegoro 1825-1830
|
|
|
Secara
umum sebab-sebab perlawanan Diponegoro dan para pengikutnya adalah sebagai
berikut:
|
1.
|
Secara
umum sebab-sebab perlawanan Diponegoro dan para pengikutnya adalah sebagai
berikut:
|
2.
|
Adat
kebiasaan keraton tidak dihiraukan para pembesar Belanda duduk sejajar
dengan Sultan.
|
3.
|
Masuknya
pengaruh budaya Barat meresahkan para ulama serta golongan bangsawan.
Misalnya pesta dansa sampai larut malam, minum-minuman keras.
|
4.
|
Para
bangsawan merasa dirugikan karena pada tahun 1823 Belanda menghentikan
sistem hak sewa tanah para bangsawan oleh pengusaha swasta. Akibatnya para
bangsawan harus mengembalikan uang sewa yang telah diterimanya.
|
5.
|
Banyaknya
macam pajak yang membebani rakyat misalnya pajak tanah, pajak rumah, pajak
ternak.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Perang Bali tahun 1846-1849
Pada abad 19
sesuai dengan cita-citanya mewujudkan Pax Netherlandica (perdamaian di bawah
Belanda), Pemerintah Hindia Belanda berusaha membulatkan seluruh jajahannya
atas Indonesia termasuk Bali. Upaya Belanda itu dilakukan antara lain melalui
perjanjian tahun 1841 dengan kerajaan Klungkang, Badung dan Buleleng. Salah
satu isinya bebunyi: Raja-raja Bali mengakui bahwa kerajaankerajaan di Bali
berada di bawah pengaruh Belanda. Perjanjian ini merupakan bukti keinginan
Belanda untuk menguasai Bali.
Masalah utama adalah adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja Bali.Hak
ini dilimpahkan kepada kepala desa untuk menawan perahu dan isinya yang
terdampar di perairan wilayah kerajaan tersebut. Antara Belanda dengan pihak
kerajaan Buleleng yaitu Raja I Gusti Ngurah Made Karang Asem besarta Patih I Gusti
Ketut Jelantik telah ada perjanjian pada tahun 1843 isinya pihak kerajaan akan
membantu Belanda jika kapalnya terdampar di wilayah Buleleng namun perjanjian
itu tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Pada tahun 1844 terjadi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda di pantai
Prancah (Bali Barat) dan Sangsit (Buleleng bagian Timur).Belanda menuntut agar
kerajaan Buleleng melepaskan hak tawan karangnya sesuai perjanjian tahun 1843
itu namun ditolak.Kejadian tersebut dijadikan alasan oleh Belanda untuk menyerang
Buleleng.
Pantai Buleleng diblokade dan istana raja ditembaki dengan meriam dari
pantai.Satu persatu daerah diduduki dan istana dikepung oleh Belanda.Raja
Buleleng berpura-pura menyerah kemudian perlawanan dilanjutkan oleh Patih I
Gusti Ketut Jelantik.
Perang
Buleleng disebut juga pertempuran Jagaraga karena pusat pertahanannya adalah
benteng di desa Jagaraga. Perang ini disebut pula Perang Puputan
mengapa?
Karena perang dijiwai oleh semangat puputan yaitu perang habis-habisan. Bagi
masyarakat Bali, puputan dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:
|
-
|
Nyawa
seorang ksatri berada diujung senjata kematian di medan pertempuran merupakan
kehormatan.
|
-
|
Dalam
mempertahankan kehormatan bangsa dan negara maupun keluarga tidak dikenal
istilah menyerah kepada musuh.
|
-
|
Menurut ajaran Hindu, orang yang mati dalam peperangan, rohnya akan masuk
surga.
|
Benteng
Jagaraga berada di atas bukit, berbentuk “Supit Urang” yang dikelilingi dengan
parit dan ranjau untuk menghambat gerak musuh.Selain laskar Buleleng maka
raja-raja Karangasam, Mengwi, Gianyar dan Klungkung juga mengirim bala bantuan
sehingga jumlah seluruhnya mencapai 15000 orang. Semangat para prajurit
ditopang oleh isteri Jelantik bernama Jero Jempiring yang menggerakkan dan
memimpin kaum wanita untuk menyediakan makanan bagi para prajurit yang bertugas
digaris depan.
Pada tanggal 7 Maret 1848 kapal perang Belanda yang didatangkan dari Batavia
dengan 2265 serdadu mendarat di Sangsit. Parukan Belanda dipimpin oleh Mayor
Jendral Van der Wijck menyerang Sangsit lalu menyerbu benteng Jagaraga.Serangan Belanda dapat digagalkan.
Pada tanggal 1849 Belanda mendatangkan pasukan yang lebih banyak berjumlah
15000 orang lebih terdiri dari pasukan infanteri, kavaleri, artileri dan Zeni
dipimpin oleh Jendral Mayor A.V Michiels dan Van Swieten. Benteng Jagaraga
dihujani meriam dengan gencar. Tak ada seorangpun laskar Buleleng yang mundur,
mereka semuanya gugur pada tangal 19 April 1849 termasuk isteri Patih Jelantik
yang bernama Jero Jempiring. Dengan jatuhnya benteng Jagaraga maka Belanda
dapat menguasai Bali utara. Selain puputan Buleleng, perlawanan rakyat Bali
juga terjadi melalui puputan Badung, Klungkung dan daerah lain walaupun
akhirnya pada tahun 1909 seluruh Bali jatuh ke tangan Belanda.
5. Perang Aceh tahun 1873-1904
Sampai abad
19 Aceh merupakan daerah yang berdaulat dan dihormati oleh dua imperialis di
Indonesia dan sekitarnya yaitu Inggris dan Belanda.Berdasarkan
Traktat/perjanjian London 1824 maka Aceh dijadikan daerah penyangga (Bufferstate)
antara kekuasaan Inggris di Malaka dengan Bengkulu yang diserahkan Inggris
kepada Belanda.
Keadaan tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda
yang berniat menduduki Aceh sehingga timbullah perlawanan rakyat Aceh.
a.
|
Sebab-sebab
Perang Aceh:
|
|
-
|
Belanda
merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang diperoleh dari Sultan Siak
sebagai upah membantu Sultan dalam perang saudara melalui Traktat Siak tahun
1858, sementara Aceh berpendapat daerah terebut merupakan wilayahnya.
|
|
-
|
Sejak
Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi sangat penting sebagai
jalur pelayaran dari Eropa ke Asia.
|
|
-
|
Keluarnya
Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa Inggris tidak akan
menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan daerah kekusaannya sampai di Aceh
dalam rangka Pax Netherlandica
|
|
|
|
|
Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan
politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik
dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku..
|
|
|
|
b.
|
Jalan
perang
|
|
-
|
Pada bulan
April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral JHR Kohler
menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler tewas dalam pertempuran
memperebutkan masjid Raya.
|
|
|
|
|
-
|
Pada bulan
Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten dapat
menduduki istana serta memproklamirkan bahwa kejaraan Aceh sudah takluk. Nama
Banda Aceh kemudian diganti kota raja. Apakah Aceh benar-benar sudah takluk
kepada Belanda? Ternyata tidak demikian. Raja
Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya yang bernama
Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye. Rakyat Aceh tetap melanjutkan
perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.
|
|
|
|
|
-
|
Fase
berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan kekuasaan hanya di daerah
yang didudukinya saja. Disitu dibentuk pemerintahan sipil. Sistem ini disebut
Konsentrasi Stelsel.
Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan memperoleh
kepercayaan memimpin 250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu diberi gelar
Teuku Umar Johan Pahlawan. Apakah tindakan Teuku Umar merupakan penghianaatan
bagi bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata yang
cukup guna menghadapi Belanda berikutnya.
|
|
|
|
|
-
|
Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan rakyat Aceh. Bagaimana tindakan
Belanda selanjutnya? Guna mengetahui sistem sosial serta rahasia keuletan
rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck Hurgronye seorang ahli dalam agama
islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil penyelidikannya dibukukan dengan judul
“De Atjehers” menurut Hurgronye ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu
melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan mengangkat putra-putra mereka
menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda. Kaum ulama harus dihadapi dengan kekuatan senjata
sampai menyerah.
|
|
|
|
|
-
|
Sejak 1896. Belanda bertekad menyelesaikan perang dengan mengirim pasukan
marsose (polisi militer) dengan panglimanya Letnan Kolonel Van Geuts. Dalam
pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar gugur.
Perlawanan masih berlanjut sampai akhirnya bulan Januari 1903 Sultan
Dawutsyah menyerah, September 1903 Panglima Polim juga menyerah. Mengapa
Sultan Aceh menyerah kepada Belanda? Ternyata hal itu karena kelicikan
Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk menyerah setelah menangkap isteri
dan anak-anaknya. Belanda masih melanjutkan pembersihan terhadap daerah yang
terakhir bergolak yaitu Gayo Alas (Aceh Tenggara) dipimpin oleh Letkon Van
Daalen tahun 1904, rakyat yang gugur 2922 orang. Perlawanan Cut Nyak Dien
masih berlanjut selama 5 tahun. Ia memimpin pasukan keluar masuk hutan rimba
dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsanya serta
mengusir Belanda. Perlawanan Cut Nyak Dien berakhir tahun 1905. Ia ditangkap
dan dibuang ke Cianjur lalu Sumedang hingga wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan
Cut Meutia gugur tahun 1910.
|